Makassar April 2013 terbesit dalam pemikiran-pemikiran
sekelompok manusia-manusia yang senang merespon alam untuk suatu arti yang
pasti dalam diri sendiri. Setelah menyatukan visi dan misi serta pemikiran2
positif maka diputuskan untuk merespon gunung Semeru di pulau Jawa dengan
ketinggian 3676 mdpl. “sesuatu banget” itulah yang mengkokohkan rencana
sekelompok manusia-manusia ini.
8 Mei 2013 adalah tanggal pertemuan sekelompo
manusia-manusia perespon alam khususnya Gunung Semeru.
Dari kiri ke kanan (Mas Kentang-Surabaya, Echink-Makassar,
Jeffry-Makassar, Didit-Surabaya, Kokom-Makassar, Ariane-Makassar, Budi-Jakarta).
Ranu Kumbolo adalah tempat dimana kita membersihkan semua
sampah-sampah hati serta pemikiran terhadap sisi dan ruang sekitar.
Menenggelamkan ke dasar Ranu dengan terselimutkan kabut tebal dingin menusuk
kalbu. Kejernihan air Ranu Kumbolo menjadi cermin bagi kami semua dan
melukiskan wajah-wajah orang lain agar ikut menjadi jernih. Rasa dingin air
Ranu kumbolo akan terus memberi keseimbangan terhadap panasnya jiwa yang kadang
tak terkendali.
Kebersamaan dalam perbedaan
adalah keindahan tiada tara, bersama-sama memilih satu tujuan walaupun tidak
bersama mencapai. Lantai, dinding dan atap menjadi saksi kebersamaan serta
komitmen dalam diri, saling menyapa satu dengan yang lainnya, berbagi demi
kehidupan bersama. Berselimutkan kabut dingin serta meneguk hidangan hangat
untuk jiwa sang petualang. Teriakan-teriakan sapaan untuk mempererat tali
silahturahmi disaksikan lingkaran alam, membuka jendela hati serta mendengar
bisikan kata penuh makna.
Menanti sebuah jawaban pasti dengan bayangan yang memberi
semangat kehidupan. Apakah ada sebuah jawaban? Apakah setiap coretan akan terus
berlalu? Apakah jalan tak berujung masih memperlihatkan kepastian? Apakah warna
kehidupan terus bergejolak?
Cinta adalah factor terpenting dalam kehidupan, tanpa cinta
hidup akan terasa hampa. Menelusuri tanjakan cinta membuat tekad dalam hidup,
melukiskan sebuah nama dalam norma kehidupan. Meyakinkan diri dan menciptakan
rasa optimis mengarungi alur kehidupan.
Lukisan hati terkait keindahan alam memberikan inspirasi semangat juang, berada diantara keindahan setiap nafas, membisikkan deretan lirik untuk terus menjaga kebersamaan.
menarik kesimpulan tentang sahabat, menjadi satu dalam coretan, alam menghembuskan nafas persahabatan, abadi kekal tak bertitik, membuatku selalu bernafas dalam kenangan, mengikat tali sepatu dengan rapi, apakah korek gasmu masih memberikan api untuk sebatang rokok penghangat tubuh dalam kesunyian yang dingin...
keberhasilan bukanlah diukur dari materi seseorang, melainkan dari perilakunya yang menempatkan dirinya di antara dua sisi, tekad, asa, Doa, pengharapan dan usaha, itulah spirit hidup kesuksesan, menelusuri jalan setapak, bermandikan keringat dan air mata. buakan sekedar kata "hadooo capek" yang akan membuatmu gagal melainkan "next time saja kalau ke sini lagi", apakah kau masih seperti dirimu diawal kunjunganmu? apakah kau masih berharap dilain kesempatan sedangkan sudah tampak di depan mata? aku dan kamu adalah satu, satu visi dan misi yaitu "SUKSES" :)