Gelaran: Si Burung Merak
Julukan si Burung Merak bermula ketika Rendra dan sahabatnya dari Australia berlibur di Kebun Binatang Gembiraloka, Yogyakarta. Di kandang merak, Rendra melihat seekor merak jantan berbuntut indah dikerubungi merak-merak betina. “Seperti itulah saya,” tutur Rendra spontan. Kala itu Rendra memiliki dua isteri, iaitu Ken Zuraida dan Sitoresmi.
Tempat Lahir: Solo, Jawa Tengah.
Tarikh Lahir: 7 November 1935.
Isteri:- Sunarti Suwandi (Nikah 31 Mac 1959 dikurniakan lima anak: Teddy Satya Nugraha, Andreas Wahyu Wahyana, Daniel Seta, Samuel Musa, dan Klara Sinta. Cerai 1981)- Bendoro Raden Ayu Sitoresmi Prabuningrat (Nikah 12 Ogos 1970, dikurniakan empat anak: Yonas Salya, Sarah Drupadi, Naomi Srikandi, dan Rachel Saraswati. Cerai 1979)- Ken Zuraida (dikurniakan dua anak: Isaias Sadewa dan Maryam Supraba).
Pendidikan:- SMA St. Josef, Solo- Fakultas Sastra dan Kebudayaan Universitas Gajah Mada, Yogyakarta- American Academy of Dramatical Art, New York, USA (1967)
Biodata:WS Rendra adalah anak dari pasangan R. Cyprianus Sugeng Brotoatmodjo dan Raden Ayu Catharina Ismadillah. Ayahnya adalah seorang guru Bahasa Indonesia dan Bahasa Jawa pada sekolah Katolik, Solo, di samping sebagai dramawan tradisional; sedangkan ibunya adalah penari serimpi di keraton Surakarta. Masa kecil hingga remaja Rendra dihabiskannya di kota kelahirannya itu. Rendra dilahirkan di Solo, 7 November 1935. Beliau mendapat pendidikan di Jurusan Sastera Barat Fakultas Sastra UGM (tidak tamat), kemudian memperdalam pengetahuan mengenai drama dan teater di American Academy of Dramatical Arts, Amerika Syarikat (1964-1967).
Sekembali dari Amerika, beliau mendirikan Bengkel Teater di Yogyakarta pada 1967 dan sekaligus menjadi pemimpinnya. Pada perkembangannya, Bengkel Teater dipindahkan oleh Rendra ke Depok.
Tahun 1971 dan 1979 dia membacakan sajak-sajaknya di Festival Penyair International di Rotterdam. Pada tahun 1985 beliau mengikuti Festival Horizonte III di Berlin Barat, Jerman. Kumpulan puisinya; Ballada Orang-orang Tercinta (1956), 4 Kumpulan Sajak (1961), Blues Untuk Bonnie (1971), Sajak-sajak Sepatu Tua (1972), Potret Pembangunan dalam Puisi (1980), Disebabkan Oleh Angin (1993), Orang-orang Rangkasbitung (1993) dan Perjalanan Aminah (1997).
Puisi Terakhir WS Rendra
Aku lemasTapi berdayaAku tidak sambat rasa sakitatau gatal
Aku pengin makan tajinAku tidak pernah sesak nafasTapi tubuhku tidak memuaskanuntuk punya posisi yang ideal dan wajar
Aku pengin membersihkan tubuhkudari racun kimiawi
Aku ingin kembali pada jalan alamAku ingin meningkatkan pengabdiankepada Allah
Tuhan, aku cinta padamu
"Selamat Jalan Pahlawan Budayawan Indonesia, karyamau akan menjadi kenangan selamanya"
Senin, 17 Agustus 2009
Gerak jalan
CAMBA-Gerak jalan oleh sekolah-sekolah dasar di kecamatan Camba Kab. Maros 17 Ogos 2009 sempat membuat macet di jalan poros Makassar-Bone. Tapi itu tdk menjadi hal yang menyakitkan melainkan hal yang sangat menyenangkan. se x setahun dan ULTAH Indonesia gitu.. "Langkah Tegap maju...Jalan!!!" jadi ingat masa kecil.."MERDEKA!!!"
Selasa, 11 Agustus 2009
Gunung Nona
Dosen
Kamis, 06 Agustus 2009
Boys band
TauTau
Langganan:
Postingan (Atom)